Efek Blog

Selasa, 27 Maret 2018

Awas, 4 Bakteri di Makanan Ini Bisa Berakibat Fatal

Ilustrasi daging babi (iStockphoto) Organisasi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan, satu dari enam orang di Amerika Serikat terkena penyakit akibat makanan terkontaminasi bakteri.
Dalam artikel sebelumnya, ada tiga bakteri yang kerap ditemukan dalam makanan Anda.
Dilansir dari Live Science pada Senin (26/3/2018), paling tidak ada 7 bakteri dalam makanan yang harus Anda hindari.
1. Vibrio
Vibrio Parahaemolyticus hidup di air asin. Bakteri ini sering ditemukan dalam makanan laut yang masih mentah.
Orang yang makan kerang mentah atau setengah matang, rentan terinfeksi bakteri ini. Dalam 24 jam, dia akan mengalami gejala seperti diare disertai dengan keram perut, mual, muntah, demam, dan menggigil.
Gejalanya bisa bertahan hingga tiga hari. Infeksi yang lebih berat bisa terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
CDC memperkirakan, 4.500 kasus infeksi bakteri ini terjadi. Untuk itulah, Anda harus memasak makanan laut dengan benar.

Toxoplasma
(Foto: Liputan6.com/Maulandy R)

2. Toxoplasma
Menurut CDC, lebih dari 60 juta pria, wanita, dan anak-anak di Amerika Serikat membawa parasit Toxoplasma Gondii. Namun, jarang ada gejala yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh mencegah parasit tersebut menyebabkan penyakit.
Namun, orang yang terkena toxoplasmosis bisa mengalami gejala seperti flu, sakit kepala, nyeri tubuh, dan demam.
Parasit tersebut juga bisa menyebabkan masalah serius seperti kerusakan otak, mata, dan organ tubuh lain. Terutama bagi wanita hamil dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Parasit ini bisa berkembang menjadi infeksi ketika bersentuhan dengan kotoran kucing. Atau, bisa terbawa saat memakan daging yang terkontaminasi, mentah, atau tidak dimasak dengan benar, serta minum air yang mengandungnya.
Untuk itu, CDC menyarankan untuk memasak makanan pada suhu yang aman, mencuci tangan saat mengolah makanan, menghindari minum air yang tidak bersih, dan jika hamil, menjauhi kotoran kucing.

Salmonella
Mengunyah sayuran kaya serat (iStock)

3. Salmonella
Salmonella kerap ditemukan pada unggas mentah, telur, daging sapi, dan kadang pada buah serta sayuran yang tidak dicuci.
Infeksinya dapat menyebabkan gejala seperti demam, diare, keram perut, dan sakit kepala. Biasanya akan berlangsung empat hingga tujuh hari.
Tanpa pengobatan pun terkadang salmonella tidak akan berbahaya. Namun, bagi orang tua, bayi, dan orang dengan kondisi penyakit kronis, hal ini bisa menyebabkan kematian.
Menurut CDC, anak di bawah 5 tahun merupakan mereka yang berisiko mendapatkan salmonellosis.
Untuk mencegah infeksi, jangan memakan telur, unggas, atau daging yang mentah. Selain itu, daging yang belum matang harus terpisah dari produk makanan yang siap untuk dimakana.

 Norovirus
Ilustrasi daging babi (iStockphoto)

4. Norovirus
Norovirus menyebabkan penyakit radang lambung dan usus atau gastroenteritis.
Virus ini kadang ditemukan pada makanan atau minuman yang terkontaminasi. Selain itu, juga bisa menyebar pada permukaan benda atau kontak dengan orang yang terinfeksi.
Gastroenteritis bisa sangat menular. Gejalanya termasuk mual, keram perut, muntah, diare, sakit kepala, demam dan kelelahan, yang cenderung berlangsung selama beberapa hari.
Kebanyakan orang akan sembuh sendiri. Namun, bagi mereka yang kekurangan cairan mungkin akan butuh rawat inap.
CDC mencatat 23 juta infeksi norovirus terjadi tiap tahun di Amerika Serkiat. 50 ribu orang harus rawat inap, dan 310 orang meninggal dunia.
Untuk mencegah itu, seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air. Olah makanan dengan bersih dan aman. Bersihkan juga permukaan kotor di dapur dan kamar mandi dengan cairan disinfektan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar