Backmasking
merupakan suatu metode untuk membuat serangkaian kata di dalam sebuah lagu jika
lagu tersebut diputar mundur. Metode ini sangat populer di kalangan artis
Amerika untuk memberikan suatu pesan secara tidak langsung dalam lagunya. Unsur
pembentukan kata secara mundur ini dapat didukung dari lirik yang telah ada
ataupun dari musik lagu tersebut. Kata-kata yang terbentuk ini tidak selalu jelas,
beberapa terdengar berbisik, sangat pelan, sedikit ribut sehingga perlu
mendengarkannya beberapa kali dengan seksama. Namun, tidak sedikit pula yang
terdengar sangat jelas sehingga dengan mendengarnya seperti biasa sudah bisa
ditangkap.
Pemutaran terbalik ini (backward playing) diusulkan sebagai latihan untuk para magicians oleh okultis yang bernama Aleister Crowley yang terdapat dalam bukunya yang berjudul Magick (Book 4). Backmasking dipopulerkan oleh The Beatles yang kemudiam menerapkan metode ini di beberapa lagunya yang terkenal. Seperti yang tertara dalam lagu “Rain”. Lagu ini lah yang merupakan lagu mengandung pesan terbalik pertama kalinya dengan kesengajaan si pembuat.
Dengan tercetusnya konsep backmasking pada lagu band terkenal ini, tidak sedikit band-band terkenal berikutnya menggunakan metode ini untuk berbagai tujuan. Backmasingpun menjamur di dunia musik Amerika. Seringkali, metode ini digunakan untuk menyembunyikan pesan yang tidak baik di kalangan musik rock, seringkali untuk mempromosikan satanisme, dan menyebutkan kata-kata kotor. Seperti lagu Stairways to Heaven oleh Led Zeppelin (lagu yang sering diputarkan pada saat latihan yoga), dan beberapa lagu yang dibawakan oleh Styx, Queen, Judas Priest, Pink Floyd, Slayer, dan masih banyak lagi. Karena banyaknya penyanyi yang menyelipkan pesannya dengan cara ini, banyak dari penyiar2 radio amerika pada saat itu yang mecoba-mencoba untuk memutar lagu secara terbalik dan tidak jarang dari lagu-lagi tersebut memang mengandung pesan terselubung. Dengan tujuan yang tidak baik ini, kita harus memperhatikan lagu jenis apa yang kita dengar.
Berikut beberapa lagu lagu yang membeberkan pesan² satanik,freesex,bahkan kata² kotor lainnya yang tentunya tidak pantas untuk kita sebutkan.
Pemutaran terbalik ini (backward playing) diusulkan sebagai latihan untuk para magicians oleh okultis yang bernama Aleister Crowley yang terdapat dalam bukunya yang berjudul Magick (Book 4). Backmasking dipopulerkan oleh The Beatles yang kemudiam menerapkan metode ini di beberapa lagunya yang terkenal. Seperti yang tertara dalam lagu “Rain”. Lagu ini lah yang merupakan lagu mengandung pesan terbalik pertama kalinya dengan kesengajaan si pembuat.
Dengan tercetusnya konsep backmasking pada lagu band terkenal ini, tidak sedikit band-band terkenal berikutnya menggunakan metode ini untuk berbagai tujuan. Backmasingpun menjamur di dunia musik Amerika. Seringkali, metode ini digunakan untuk menyembunyikan pesan yang tidak baik di kalangan musik rock, seringkali untuk mempromosikan satanisme, dan menyebutkan kata-kata kotor. Seperti lagu Stairways to Heaven oleh Led Zeppelin (lagu yang sering diputarkan pada saat latihan yoga), dan beberapa lagu yang dibawakan oleh Styx, Queen, Judas Priest, Pink Floyd, Slayer, dan masih banyak lagi. Karena banyaknya penyanyi yang menyelipkan pesannya dengan cara ini, banyak dari penyiar2 radio amerika pada saat itu yang mecoba-mencoba untuk memutar lagu secara terbalik dan tidak jarang dari lagu-lagi tersebut memang mengandung pesan terselubung. Dengan tujuan yang tidak baik ini, kita harus memperhatikan lagu jenis apa yang kita dengar.
Berikut beberapa lagu lagu yang membeberkan pesan² satanik,freesex,bahkan kata² kotor lainnya yang tentunya tidak pantas untuk kita sebutkan.
1. Asereje milik Las Ketchup
ngat
lagu dengan gerakan ikonik yang dinyanyikan oleh tiga cewek? Kalau kamu lahir
tahun 90an, pasti ingat betul dengan lagu ini. Musik rancaknya diduga
menghantarkan lagu berbahas Spanyol ini jadi populer di seluruh dunia. Namun
ternyata, ada beberapa kata aneh yang tidak ada di daftar kosa kata bahasa
Spanyol, seperti kata “ragatanga”, yang ternyata adalah sebuah upacara
pemanggilan setan dari Eropa.
2. Hotel California milik The Eagles
Musik sendunya dengan
vokal yang killer membuat kamu yang lahir di tahun 90-an pasti
pernah mendengar dan ikut bergumam mengikuti musiknya yang memang enak. Namun
di dalam liriknya, banyak terdapat potongan-potongan metafora yang dapat
dikaitkan dengan keberadaan sebuah gereja yang mati lalu diambil alih oleh para
pemuja setan di California pada tahun 1969, tepat seperti lirik “we haven’t
had that spirit here since nineteen sixteen nine”. Jika diputar terbalik,
kamu dapat mendengar kata-kata "Yes, Satan organized his own religion."
3. Umbrella milik Rihanna
Banyak yang langsung
mengaitkan hits milik Rihanna dan Jay Z ini dengan sebuah penyimpangan,
terutama dengan tema good girl gone bad yang diusung Rihanna.
Video klipnya pun secara implisit diduga memasukkan unsur-unsur kepercayaan
iluminati. Belum lagi lirik lagunya yang memicu pertanyaan, apakah setiap kata
mengandung panggilan pada kuasa gelap untuk melindungi sosok Rihanna? Hayo,
lho!
4. Take Me to Church milik Hozier
Baru
saja dinominasikan sebagai Song of The Year di Grammy 2015, penggunaan
kata Church atau gereja yang
merupakan tempat ibadah dalam lagu ini saja sudah kontroversial. Meski tidak
terang-terangan memuja setan, beberapa bagian dalam lirik lagu Hozier ini
mengandung pemujaan terhadap wanita, seks dan dosa duniawi lainnya dengan
penggunaan kata-kata yang biasa digunakan dalam ranah religius. Sulitnya untuk
tidak menyanyikan lagu ini pasti juga kamu rasakan;karena musiknya yang memang
“racun” banget bagi telinga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar